Fenomena “Abrasi” Makna Idul Fitri

- Pewarta

Minggu, 30 Maret 2025 - 18:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Hidayatul Mustafid, M.Si Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pengusaha Nahdliyin Kota Bogor.

BabeBogor.com – Setiap kali Ramadan berlalu, Syawal datang membawa euforia kemenangan. Idul Fitri dirayakan dengan penuh sukacita, simbol kembalinya manusia ke fitrah yang suci. Momen ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga saat untuk saling memaafkan dan mempererat silaturahmi, khususnya dengan keluarga dan kerabat.

Namun, sudahkah kita benar-benar meraih hakikat Idul Fitri, Ataukah kita hanya terjebak dalam ritual tahunan tanpa makna mendalam?

Makna Sejati Idul Fitri

Secara harfiah, Idul Fitri berarti kembali kepada kesucian. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah (tetaplah atas) fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (QS. Ar-Ruum: 30).

Para ulama menafsirkan ayat ini sebagai seruan agar manusia kembali pada aturan agama. Fitrah manusia adalah kecenderungan untuk berpegang pada ajaran tauhid. Oleh karena itu, Idul Fitri bukan sekadar perayaan, melainkan momen refleksi sejauh mana kita telah menjaga kesucian hati dan iman yang diperoleh selama Ramadan.

Ironisnya, makna Idul Fitri kerap mengalami pergeseran seiring waktu. Beberapa fenomena yang mencerminkan penyimpangan dari makna sejatinya antara lain:

Pertama, merasa merdeka setelah Ramadan berakhir. Banyak yang melihat Ramadan sebagai “penjara” yang mengekang kebebasan. Begitu Syawal tiba, mereka seakan terbebas dari belenggu, merayakannya dengan pesta pora tanpa kendali. Fenomena ini telah diingatkan dalam Al-Qur’an:

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah).” (QS. Al-A’raf: 179).

Baca Juga :  Polres Bogor Adakan Bazar Murah, Masyarakat Ucapkan Terimakasih

Orang yang terjebak dalam siklus ini tidak benar-benar memahami esensi Ramadan sebagai bulan pendidikan spiritual.

Kedua, mengklaim kemenangan tanpa perjuangan. Sebagian orang mengklaim kemenangan Idul Fitri padahal selama Ramadan tidak melakukan perjuangan berarti, baik dalam ibadah personal maupun sosial. Mereka bahkan tetap menjalankan kebiasaan buruk, lalu tiba-tiba merayakan kemenangan dengan gegap gempita. Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an:

“Di antara manusia ada yang berkata, ‘Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,’ padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 8).

Kemenangan sejati hanya bagi mereka yang benar-benar berjuang melawan hawa nafsu selama Ramadan.

Ketiga, kesucian yang hanya tampak luar. Idul Fitri sering diidentikkan dengan pakaian baru, makanan melimpah, dan perayaan besar. Namun, bagaimana dengan pakaian batin kita? Allah berfirman:

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (QS. Al-A’raf: 26).

Kesucian yang sejati bukan sekadar penampilan fisik, tetapi hati yang bersih dari kesombongan, iri, dan dengki.

Keempat, silaturahmi yang hanya formalitas. Silaturahmi dan saling memaafkan menjadi tradisi Idul Fitri. Namun, apakah maaf yang kita ucapkan benar-benar tulus? Ataukah hanya sebatas formalitas di media sosial? Rasulullah SAW telah memperingatkan tanda-tanda orang munafik:

“Apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Silaturahmi yang hakiki adalah yang benar-benar membersihkan hati dari dendam dan prasangka buruk.***

Berita Terkait

Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor I Serahkan Sertifikat Aset Perumda Air Minum Tirta Kahuripan
Organisasi Pemuda Sipeureup Gelar Santunan Anak Yatim dan Kaum Jompo
Resmikan Bedah Rumah Warga di Kecamatan Rancabungur, AKBP Rio: Polri Mitra Sosial Masyarakat
PT Antam TBK UBPE Pongkor Mengucapkan Selamat Hari Bhayangkara
Hidayatul Mustafid: GP Ansor Kabupaten Bogor Apresiasi Sinergi Bupati dengan DPRD Kabupaten Bogor
Publikasi Kinerja Bapenda Kabupaten Bogor Tahun 2025
Semarakan Bogor Fest, PT Antam TBK UBPE Pongkor Tampilkan Mitra Binaan Hingga Atraksi Pelajar
Pengurus Asosiasi Kepala Tehnik Tambang Kabupaten Bogor Mengadakan Diskusi Dengan Pihak Kepolisian

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 08:21 WIB

Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor I Serahkan Sertifikat Aset Perumda Air Minum Tirta Kahuripan

Jumat, 4 Juli 2025 - 19:43 WIB

Organisasi Pemuda Sipeureup Gelar Santunan Anak Yatim dan Kaum Jompo

Jumat, 4 Juli 2025 - 12:29 WIB

Resmikan Bedah Rumah Warga di Kecamatan Rancabungur, AKBP Rio: Polri Mitra Sosial Masyarakat

Selasa, 1 Juli 2025 - 20:52 WIB

PT Antam TBK UBPE Pongkor Mengucapkan Selamat Hari Bhayangkara

Minggu, 29 Juni 2025 - 09:55 WIB

Hidayatul Mustafid: GP Ansor Kabupaten Bogor Apresiasi Sinergi Bupati dengan DPRD Kabupaten Bogor

Rabu, 25 Juni 2025 - 19:04 WIB

Semarakan Bogor Fest, PT Antam TBK UBPE Pongkor Tampilkan Mitra Binaan Hingga Atraksi Pelajar

Selasa, 24 Juni 2025 - 18:45 WIB

Pengurus Asosiasi Kepala Tehnik Tambang Kabupaten Bogor Mengadakan Diskusi Dengan Pihak Kepolisian

Jumat, 20 Juni 2025 - 13:15 WIB

MyKahuripan! Aplikasi Baru dari Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Lebih Cepat dan Mudah

Berita Terbaru

Berita Bogor

PT Antam TBK UBPE Pongkor Mengucapkan Selamat Hari Bhayangkara

Selasa, 1 Jul 2025 - 20:52 WIB